Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LM FEB UI) menyelenggarakan sebuah webinar yang berjudul “Challenges of Organization Development: How to Approach Them with the Latest Thinking” pada hari Kamis, tanggal 2 September. Webinar ini bertujuan untuk membahas tantangan dalam pengembangan organisasi dan bagaimana menghadapinya dengan pemikiran terkini.
Acara tersebut menghadirkan beberapa narasumber yang ahli di bidangnya. Narasumber pertama adalah Bagus Adi Luthfi, M.S.M., seorang Konsultan Sumber Daya Manusia dari LM FEB UI. Ia memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola sumber daya manusia dalam konteks organisasi. Narasumber kedua adalah Diah Dharmayanti, Ph.D. OD, seorang Pakar Pengembangan Organisasi dari Howard Hermes Consulting. Ia memiliki keahlian khusus dalam bidang pengembangan organisasi dan membawa pemikiran terbaru terkait pendekatan yang dapat digunakan.
Selain narasumber, acara ini juga dibantu oleh Dyah Parameshwary, M.Psi., seorang Konsultan Senior dari LM FEB UI, yang bertugas sebagai pemandu acara. Sebagai seorang profesional dalam bidang konsultasi, Dyah Parameshwary memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai pengembangan organisasi dan akan membantu memandu diskusi selama webinar.
Webinar ini diharapkan menjadi platform yang berguna bagi para peserta untuk memahami tantangan dalam pengembangan organisasi dan mendapatkan wawasan terkini tentang bagaimana menghadapinya. Dengan menghadirkan narasumber yang berpengalaman dan berpengetahuan luas di bidang ini, diharapkan para peserta akan mendapatkan informasi dan perspektif baru yang dapat diterapkan dalam konteks organisasi mereka masing-masing.
Dalam penjelasannya tentang kompetensi pengembangan organisasi (organization development competency), Diah Dharmayanti, PhD. OD menjelaskan bahwa untuk mempelajari suatu organisasi, organisasi tersebut perlu memahami “anatomi” organisasi. Anatomi organisasi ini merupakan kerangka teoritis yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kepemimpinan, sistem, dan perilaku.
Kepemimpinan merujuk pada peran dan kemampuan para pemimpin dalam mengarahkan dan mengelola organisasi. Sistem mengacu pada struktur organisasi, prosedur, dan proses yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi. Perilaku melibatkan sikap, nilai, dan interaksi antarindividu di dalam organisasi.
Setelah organisasi mampu menganalisis anatomi organisasi secara menyeluruh, langkah selanjutnya adalah bertransformasi menjadi organisasi yang efektif. Dari sisi eksternal, hal ini melibatkan penciptaan “aset manusia” dan “aset relasi”. Aset manusia mencakup faktor-faktor seperti pergantian karyawan, keterkaitan antar anggota organisasi, kompetensi, kemampuan, dan kapasitas individu. Aset relasi berkaitan dengan elemen-elemen seperti ekuitas merek, reputasi, kepuasan pelanggan, dan nilai saham.
Dari sisi internal, transformasi organisasi mencakup penciptaan “aset struktur” dan “aset keuangan”. Aset struktur melibatkan elemen-elemen seperti paten, Manajemen Berbasis Efisiensi (MCE), sistem peningkatan kinerja, Sistem Manajemen Pengetahuan (KMS), dan indeks kualitas. Aset keuangan melibatkan faktor-faktor seperti nilai tambah ekonomi (EVA), Return on Equity (ROE), Return on Investment (ROI), margin keuntungan, dan arus kas.
Dalam konteks perubahan dan transformasi organisasi, Diah Dharmayanti, PhD. OD mengutip pernyataan Frank Zappa yang menyatakan bahwa pikiran adalah seperti parasut, tidak akan berfungsi jika tidak terbuka. Oleh karena itu, pemimpin organisasi perlu mengubah pola pikir yang tertutup dan statis menjadi pola pikir terbuka yang berkembang.
Dengan memiliki pola pikir terbuka, pemimpin menjadi lebih mudah dalam melihat, mengajak, dan mengukur kinerja para anggota organisasi. Selain itu, anggota organisasi juga lebih mudah dalam mengubah kebutuhan ekstrinsik (seperti gaji dan insentif) menjadi kebutuhan intrinsik (seperti motivasi dan rasa keterlibatan).
Dalam konteks pembelajaran dan transformasi, pemimpin juga diharapkan menjadi pembelajar transformasional. Mereka harus memiliki kapasitas untuk belajar hal-hal baru dengan baik (learn), melupakan hal-hal yang sudah tidak relevan (unlearn), dan menerima perspektif baru (relearn). Konsep ini mencerminkan kemampuan pemimpin untuk beradaptasi dengan tuntutan perkembangan zaman.
Diah Dharmayanti, PhD. OD juga berpendapat bahwa organisasi perlu menerapkan beberapa budaya (culture) untuk mencapai kesuksesan. Budaya-budaya ini termasuk control culture, yang menekankan kemampuan menetapkan kebijakan dan prosedur untuk meningkatkan efisiensi; champion culture, yang fokus pada persaingan, orientasi pada profit, dan semangat dalam mencapai tujuan; change culture, yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi, menafsirkan, dan menerjemahkan sinyal dari lingkungan menjadi ide-ide baru; dan core culture, yang membangun komitmen, keterlibatan, dan rasa saling memiliki di antara semua anggota organisasi.
Dalam pandangan Diah Dharmayanti, PhD. OD, pengembangan kompetensi organisasi dan implementasi budaya yang sesuai merupakan faktor kunci dalam mencapai kesuksesan organisasi yang efektif dan adaptif.